Perbedaan Pelaksanaan Haji dengan Pelaksanaan Umroh
Anda tentu sudah mengetahui apa itu ibadah Haji dan Umroh. Ibadah untuk umat Islam yang diadakan hampir setiap tahun dan tidak pernah sepi pengikut ini memang menjadi sebuah fenomena tersendiri. Ada beberapa orang yang menganggap ibadah Haji dan Umroh itu sama. Apakah memang benar demikian? Daripada penasaran, yuk kita simak ulasan tentang perbedaan pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh di artikel berikut ini.
Definisi Haji dan Umroh
Seperti yang kita tahu, ibadah Haji dan Umroh merupakan ibadah yang dilakukan ke tanah suci Mekkah. Rukun kedua ibadah ini memiliki banyak persamaan. Namun tentunya, ada perbedaan mendasar yang mengikat antara Haji dan Umroh sehingga menjadi dua ibadah yang tidak sama, entah itu dari waktu pelaksanaan, hukum pelaksanaan, hingga tata caranya.
Meski begitu, ibadah Haji dan Umroh bisa dikatakan merupakan dua ibadah yang menjadi impian paling besar para umat Islam di seluruh dunia. Animonya tidak pernah surut dan selalu bertambah dari tahun ke tahun. untuk Haji sendiri, Indonesia bahkan memiliki waktu tunggu pemberangkatan mencapai 20 tahun lamanya. Umroh pun sama. Meski waktu tunggunya relatif sangat cepat, namun animo masyarakat yang sangat banyak menyebabkan menjamurnya bisnis-bisnis travel Umrah di tanah air.
Nah, berbicara mengenai keduanya tentu tidak lengkap tanpa membahas di awal tentang definisi dari Haji dan Umroh itu sendiri. Kira-kira apa definisinya? Anda bisa menyimaknya di ulasan berikut ini.
Haji berdasar literasinya memiliki arti mengunjungi atau menyengaja. Jadi, Haji bisa dikatakan bahwa Anda sengaja mengunjungi Baitullah dengan niat melakukan amalan tertentu, syarat tertentu, pada waktu tertentu. Adapun Haji biasanya dilaksanakan sekitar bulan-bulan Haji atau berdekatan dengan Hai Raya Terbesar Kedua Umat Islam, yakni Idul Adha. Mereka yang berhaji harus mereka yang mampu secara fisik, jiwa, dan finansial.
Jadi bisa dikatakan, Haji mungkin wajib, namun Haji tidak memberatkan bagi mereka yang tidak mampu. Itulah keindahan Islam yang Allah perintahkan. Merujuk pada waktunya pun, Haji sangat terbatas bila nanti dibandingkan dengan Umroh. Sesuai bulan, Haji berarti ada diantara Syawal dan Zulhijah. Hal ini sesuai dengan QS Al-Baqarah ayat 197 yang mana disana disebutkan bulan-bulan Haji.
Umroh sendiri merupakan ziarah menurut literasinya. Jadi bisa dikatakan jika Umroh adalah ibadah dalam rangka berziarah ke Baitullah dalam waktu yang diperkenankan setiap saat, dengan amalan tertentu, dan dengan proses ibadah tertentu pula. Mereka yang melakukan Umroh biasanya juga tawaf, sai, namun juga bercukur.
Untuk waktunya, Umroh bisa dilakukan setiap saat dalam setiap tahun. Jadi tidak ada batasan khusus. Hanya saja, biasanya Umroh tidak dilakukan di hari-hari sekitar 10 pertama Zulhijah karena pada rukun Umroh sendiri tidak diadakannya Wukuf. Bagaimana? Sudah paham kan apa beda pengertian Haji dan Umroh?
Perbedaan Pandangan Hukum Haji dan Umroh
Dilihat dari pandangan para pemuka Agama dan berdasar Al-Qur’an dan Al-Hadits, Haji dan Umroh jelas memiliki pandangan yang berbeda. Disebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 97, Haji dipandang dengan hukum wajib. Namun hukum ini mengikat para muslim yang mampu saja. Adapun bunyi QS. Ali Imran ayat 97 adalah bahwa Haji merupakan kewajiban umat manusia kepada Rabb-Nya untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah bagi mereka yang mampu.
Tidak hanya terdapat di Al-Qur’an, pandangan wajib terkait Haji juga dijelaskan pada Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim yang mana diriwayatkan oleh Ibnu Umar. Adapun bunyi dari Hadits ini adalah bahwa Islam itu berdiri dengan 5 hal yang mana isinya berupa perintah untuk salat, puasa, zakat, dan juga Haji ke Baitullah. Jadi bisa dikatakan, hukum Haji adalah wajib bagi mereka yang sudah mampu menjalankan dan mereka yang mengingkarinya bisa digolongkan murtad.
Nah, berbeda dari hukum Haji, rupanya hukum atau pandangan tentang Umroh lebih ringan. Meski ada perbedaan pendapat antara para ulama, namun Umroh dipandang bukan sesuatu yang sifatnya mengikat sekuat Haji. Jika melaksanakan ibadah Haji adalah melengkapi rukun Islam, maka melaksanakan ibadah Umroh bisa dikatakan sebagai penyempurna Hajinya.
Beberapa pendapat Ulama yang terkait dengan Umrah ada dua yang paling banyak, yakni yang berpendapat Umrah tu Sunnah dan yang berpendapat Umrah itu wajib. Mereka yang menyebut Umroh Sunnah ini berlandaskan pada HR. At—Tirmidzi yang diriwayatkan dari Jabir. Di dalam Hadist ini, disebutkan jika Nabi mengatakan Umroh tidak wajib dan apabila dilaksanakan, maka itu membawa kebaikan. Namun rupanya, Imam Nawawi dalam Kitab Al-Majmu mengatakan jika Hadits ini bersifat dhaif (lemah).
Adapun mereka yang berpendapat jika Umroh itu wajib adalah berlandaskan pada QS. Al-Baqarah ayat 196. Di dalam ayat itu disebutkan bahwa sempurnanya ibadah adalah dengan melaksanakan Haji dan Umroh. Jadi berdasar ayat ini, para Ulama berpandangan jika Umroh itu wajib dilakukan oleh Umat Islam minimal satu kali seumur hidup.
Perbedaan Rukun Haji dan Umroh
Jika tadi adalah perbedaan definisi dan juga perbedaan pandangan antara Haji dan Umroh, maka sekarang ini adalah perbedaan terkait rukun Haji dan Umroh. Adapun sebelumnya kita akan membahas tentang syarat Haji dan Umroh yang hampir sama, yakni muslim, baligh, berakal sehat yang berarti Haji tidak bisa dilakukan oleh orang yang kurang waras, dan terakhir adalah mampu dan merdeka.
Merdeka disini maksudnya orang yang melakukan Haji tersebut bukan Hamba Sahaya alias Budak. Alasan mengapa Budak tidak diperbolehkan Haji bukan karena sifat diskriminatif, melainkan karena seorang Budak pasti selalu sibuk melayani tuannya dan takutnya akan mengganggu pekerjaan si Budak. Selain itu, Budak dikatakan tidak memiliki harta yang mana syarat Haji adalah mampu. Untuk itu, Budak dilepaskan dari kewajiban Haji. Namun di zaman sekarang ini, rasanya perbudakan sudah tidak diperkenankan.
Sedangkan yang membedakan antara Haji dan Umroh adalah rukun keduanya. Rukun Haji sendiri adalah niat ihram, wukuf di padang Arafah, dan Tawaf. Lalu, rukun Haji selanjutnya adalah Sai dan juga memotong rambut. Namun pada rukun Umroh, melakukan wukuf di Arafah tidak disertakan sebagai bagian dari proses ibadah. Adapun keempat ibadah lainnya sama. Maka dari itu, yang membedakan antara rukun Haji dan Umroh adalah wukuf Arafah.
Sementara itu, ada pula sunnah yang boleh dikerjakan selama pelaksanaan ibadah Haji dan Umroh. Dikatakan Sunnah berarti kegiatan-kegiatan tersebut boleh dilakukan untuk menyempurnakan ibadah dan jika tidak dilakukan maka tidak mendatangkan kerugian.
Adapun Sunnahnya adalah melaksanakan Haji Tamattu’, memperbanyak bacaan Talbiyah, dan juga melakukan Thawaf Qudum. Selain itu, ada juga mandi Ihram, berkain Ihram, Mabit di Mina, dan juga meminum Air Zam-Zam.
Demikian ulasan mengenai perbedaan pengertian Haji dan Umroh. Selain itu, ulasan ini juga sudah membahas tentang perbedaan pandangan Haji dan Umroh oleh para Ulama, perbedaan waktu pelaksanaannya, dan juga perbedaan rukunnya. Semoga ulasannya bermanfaat untuk Anda.
0 Komentar untuk "Perbedaan Pelaksanaan Haji dengan Pelaksanaan Umroh"